BUDAYA NENEK MOYANG YANG HILANG KARENA PENGARUH GLOBALISASI


Nama : Ivan Restu Alfiansyah
Nim   : 1510651029

Nama : Bintang Maudia Saputri
Nim    : 1510651101

Nama : Sigit Sumardi
Nim   : 1510651067

Nama : Afkar Ayyasy
Nim   : 1510651069

Nama : Diast Permana Septian Bagaskara
Nim   : 1510651013

Nama : Bagus Khikmawan
Nim   : 1510651055
Blog   : http://baguskhikmawan08.blogspot.co.id/



Kelas                       : E

Progam Studi        : Teknik Informatika
Mata Kuliah          : Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu  : Edhi Siswanto, M.Si.



FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
Jl. Karimata 49 Telp. (0331) 336728 Fax. (0331) 337957 Kotak Pos 104 Jember 68121
Website: http://www.unmuhjember.ac.id , E-mail: kantorpusat@unmuhjember.ac.id



Assalamualaikum Wr. Wb.

Di era Globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan suatu wilayah bisa di katakan sudah mulai mengalami kemajuan. Mulai dari kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, transportasi, bahkan budaya sekalipun itu karena pengaruh dari globalisasi.

Akibatnya dari pengaruh globalisasi tersebut yang ditimbulkan dampak positifnya sudah bisa  kita rasakan sekali, yaitu teknolgi semakin canggih, kemajuan alat transportasi dan pengetahuan lebih luas. Tetapi dalam sisi negatifnya banyak budaya barat yang ikut masuk di Wilayah kita sehingga membuat banyak generasi muda yang lebih memilih budaya barat daripada budaya tradisionalnya. Dikarenakan pola pikir mereka yang menganggap jika budaya barat lebih modern.

Sehingga kesadaran mereka untuk melestarikan budayanya sendiri menurun. Sekarang budaya tradisional di wilayah kita semakin sedikit, bahkan hampir tidak ada. Jarang sekali kita temui generasi muda yang bermain permainan tradisional. Apabila pemikiran generasi muda tidak pulih kembali untuk mencintai budayanya/permainanya, cepat atau lambat pasti kebudayaanya, kita akan jauh lebih terkikis. Oleh karenanya, sebelum itu semua terjadi, kita harus memperjuangkan kembali kebudayaan nenek moyang yang di wariskan kepada kita.

Dalam membuat blog ini kita mempunyai tujuan untuk mengembalikan budaya nenek moyang yang telah punah yang telah di wariskan kepada kita. Khususunya, kita akan membahas tentang suatu Kebudayaan permainan tradisional yaitu Permainan kelereng.

Sebelum membahas tentang permainan tradisonal tersebut. Kita akan menjelaskan apa itu Kebudayaan? Kebudayaan adalah komplek yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan di kaji dari asal kata bahasa sansekerta dari kata budhayah yang berarti budi atau akal dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colele  yang berarti mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum dapat di artikan sebagai ”segala sesuatu yang di hasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan unntuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula di artikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya”.


Pengertian Kebudayaan permainan tradisional (Permainan Kelereng)

Kelereng adalah bola kecil yang dibuat dengan tanah liat, marmer atau kaca untuk permainan anak-anak. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam. Umumnya setengah inci (1,25 cm) dari ujung ke ujung. Kelereng  kadang-kadang di koleksi untuk tujuan nostalgia dan warnanya yang estetik.


Sejarah Kelereng

Pada masa romawi permainan kelereng sudah dimainkan secara luas. Bahkan menjadi salah satu bagian dari festival saturnalia, yang diadakan saat menjelang perayaan natal saat itu semua orang saling memberikan sekantum biji-bijian yang berfungsi sebagai kelereng tanda persahabatan.


Kelereng Pada Masa Modern

Teknologi pembuatan kelereng kaca ditemukan pada 1864 dijerman. Kelereng yang semula 1 warna, menjadi berwarna-warni mirip permen. Teknologi ini segera menyebar keseluruh Eropa dan Amerika. Kelereng populer di Inggris dan Negara Eropa lain sejak abad ke-16 hingga 19. Setelah itu baru menyebar ke Amerika. Bahan pembuatnya adalah tanah liat dan diproduksi besar-besaran.

Penyebab Punahnya Permainan Kelereng Di Era Modern

Di era modern banyak teknologi game atau permainan-permainan yang ada di komputer, Playstation, dan lain- lain yang bisa digunakkan untuk memainkan sebuah permainan yang modern. Hal ini menyebabkan Budaya Nenek Moyang Hilang khususnya dalam permainan kelereng, karena dianggap permainan yang ada dalam teknologi saat ini lebih fleksibel dan praktis daripada budaya permainan-permainan zaman dulu khususnya permainan kelereng.


Berikut Foto Permainan Kelereng :








Berikut Video Permainan Kelereng :



Sekian Dan Terima Kasih.

No comments:

Post a Comment